Abah Uca

Senin, 12 April 2010

Ikhlas : Dikdik Dahlan L.

Kecewa, sebuah kata yang sebenarnya selalu diupayakan untuk dihindari. Kecewa, sering datag manakala kenyataan justru tak sepadan atau bahkan bertentangan dengan harapan. Kekecewaan akan semakin memuncak ketika kenyataan yang tidak sesuai harapan itu merupakan ujung dari perjalanan yang berliku dan melelahkan. Kecewa, nampaknya tidak mungkin menimpa manakala segala sesuatu yang dikerjakan selalu dalam bingkai tawakal. Faidza faragta fanshab wa ila rabbika farghab.
Dari firman Allah di atas dapat dipahami bahwa kata kunci dari semua itu adalah keikhlasan. Keikhlasan selalu membina agar segala sesuatu yang dikerjakan diserahkan seluruhnya kepada Allah semata yang pasti Maha Mengetahui, yang pasti Maha Bijaksana. Tidak berharap pujian, tidak berharap pengembalian atau menggantungkan harapan – harapan lain. Ketika sesuatu disikapi sebaliknya, bersiaplah untuk menerima kekecewaan, bersiaplah untuk merasa bahwa waktu dan segala pengorbanan itu bisa tidak berarti apa – apa, karena mungkin puncak dari perjalanan itu justru tidak memenuhi harapan.
Ikhlas terbenam dalam niat hati, dan niat adalah pengikat sekaligus penentu amal. Keikhlasan seseorang benar- benar menjadi sangat penting agar hidup terasa lebih bermakna, mudah, dan indah.
Orang Ikhlas adalah orang yang memusatkan perhatian dan segala aktivitasnya hanya untuk dan kepada Allah semata. Ia mencari dan mengeluarkan harta di jalan dan sesuai dengan ketentuan Allah. Tidak ada rekayasa apapun, karena ia sangat sadar justru Allah Maha Memiliki segala rekayasa, apalagi Allah tidak pernah berkepentingan dengan segala rekayasa manusia. Justru sebaliknya, manusia yang sangat bergantung kepada rekayasa Allah semata.
Orang yang ikhlas selalu memancarkan kekuatan ruhiyah yang dahsyat, karena tutur katanya, dan segala perilakunya mengalir bagai aliran air bening dari hulu ke hilir. Setiap orang akan selalu tenang dan merasa aman hidup berdampingan dengan orang yang ikhlas. Setiap orang yang berhubungan dengan dirinya tak perlu menaruh curiga kalau dirinya akan ditipu daya. Setiap kata yang terlontar dari mulutnya selalu ringan, mudah dan memberikan kesejukan, tidak memekakan telinga, tidak membuat hati teriris, tidak pula mengundang nafsu amarah orang yang di ajak bicara.
Demikian pula dengan perilakunya, tidak pernah menyempitkan apalagi menyudutkan, yang dikembangkan justru selalu memberi kelapangan. Setiap yang dikatakan dan diperbuatnya adalah kata-kata terbaik dan perbuatan terbaiknya. Ia ingin selalu memberikan yang terbaik bagi siapapun. Sungguh merupakan kenikmatan tersendiri bagi mereka yang berteman dengan orang – orang yang ikhlas. Dengan kekuatan keikhlasan yang dimilikinya, orang – orang ikhlas akan selalu berihsan (berbuat dan berkata yang terbaik) dengan sesama manusia seperti upayanya menyuguhkan pengabdian terbaiknya dihadapan Allah. Semoga. (Tulisan ini pernah dipublikasikan pada Buletin Gema Mujahidin – Bandung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar