Abah Uca

Minggu, 18 April 2010

Heboh VCD Porno : Dikdik Dahlan L.

Beruntunglah bagi sebagian para penjual dan pengusaha rental VCD, terutama penyedia VCD porno. Betapa tidak, karena menjelang bulan Ramadlan 1422 H. selepas bulan Rajab, Bandung dan bangsa Indonesia umumnya dihebohkan dengan munculnya kasus rekaman cabul sepasang anak mahasiswa yang di tengah masyarakat justru lebih meluas dengan sebutan “VCD ITENAS”.
Kenapa beruntung ? Konon, sebuah copy bisa laku dijual sampai angka Rp 150.000,- dan untuk sekedar menyewa bisa mencapai tiga atau bahkan lima kali lipat harga sewaan umumnya. Itupun, diawal kemunculan kasus ini bisa antri dua sampai tiga hari.
Di tengah peredaran VCD yang tentu tidak legal itu, masyarakat kemudian malah menaburkan penyedap dengan bumbu-bumbu isu yang cukup di-muqadimah-i dengan “katanya”, “cenah”, “meureun”, “sigana”, dan ungkapan sejenisnya. Sebagai contoh, “Cenah mah, duanana oge anak anggota dewan yang terhormat”.
Kenapa harganya bisa melambung ? “Resikonya juga ‘kan, besar”. Jawaban seperti itu sangat bisa dimaklumi. Oleh orang yang butuh, penasaran, atau apa saja namanya semahal apapun bisa ditebaknya.
Kenapa beredar ? Kenapa cabul ?, dan bahkan kenapa orang penasaran untuk menontonnya ? Pertanyaan - pertanyaan seperti inilah yang justru sulit mendapatkan jawaban. Terhadap pertanyaan – pertanyaan itu, sangat mungkin jawabannya akan panjang – panjang, akan sangat berbelit – belit, mungkin juga akan menyentuh orang lain, baik kepentingannya, kedudukannya, atau bahkan harga dirinya.Tidak hanya itu, dalam sebuah lingkaran, orang pun
akan saling mempersalahkan orang di luar dirinya.
Apa memang ini sudah zamannya ? Zaman atau waktu, nampaknya tidak perlu dipersalahkan. Karena memang waktu bergulir seiring sunnatullah. Waktu akan menjadi saksi sebuah kerugian sebagai akibat kemalasan, dan kelalaian. Waktu pun akan menjadi saksi sebuah kemenangan, kebahagiaan, dan kesuksesan sebagai akibat dari kesungguhan, ketertiban, serta kebenaran yang diperbuat. Kalau hubungan intim dua sejoli di luar nikah dianggap sebagai suatu yang benar dan tidak salah, tentu ada yang salah, lalai atau tidak benar dalam segala sesuatu menyangkut system dan suasana yang erat kaitannya dengan pendidikan.Demikian juga jika peredaran VCD porno dianggap sebagai sebuah kelajiman, maka tentu ada yang salah dan tidak benar menyangkut hal itu. Kita nampaknya perlu melakukan introspeksi. (Tulisan ini pernah dipublikasikan dalam Buletin Gema Mujahidin – Bandung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar