Abah Uca

Minggu, 18 April 2010

Menyikapi Ujian : Dikdik Dahlan L.

Allah berfirman : “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan mngatakan “Kami telah beriman”, sedangkan mereka tidak diuji lagi” (Al ankabut 2).
Jenis ujian tentu saja sangat berragam ada yang berat, ada yang ringan. Ada yang langsung dirasakan oleh dirinya ada pula yang melalui anak, keluarga atau shahabatnya. Ada yang berupa kesengsaraan, tidak sedikit pula ujian itu berupa kekayaan, kehormatan dan kedudukan yang mulia. Semua itu tergantung kehendak Allah. Yang pasti, apapun bentuknya, orang yang beriman akan menerima ujian itu dengan kelapangan dan kesiapan mental yang prima.
Seperti seorang pelajar, biasanya menjelang masa – masa ujian mereka akan meningkatkan frekwensi belajarnya guna menghadapi soal - soal ujian. Ia bahkan berupaya untuk meraih nilai setinggi – tingginya dengan harapan dari nilai ujiannya itu berakibat ia naik kelas dan mendapat ranking tertinggi. Ia sangat yakin : semakin banyak belajar, semakin siap mental si pelajar itu untuk menerima soal ujian yang disodorkan.
Orang yang beriman setiap saat akan selalu belajar, baik dari ayat – ayat Allah yang berupa wahyu maupun berupa fenomena alam dan pengalaman hidupnya sebagai bekal menghadapi berbagai ujian dari Allah.
Berbagai ujian dan cobaan dari Allah akan disikapinya dengan arif, sebab dia sangat berharap dengan ujian yang dijalaninya ini justru akan semakin mempertbal keimanan dan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Ia sangat yakin, tidak mungkin Allah memberikan soal ujian yang di luar kemampuan dirinya “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (Dari kebajikannya) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya…” (Al Baqarah 286)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar