Abah Uca

Minggu, 18 April 2010

Lima Pesan Memasuki Usia Dewasa : Dikdik Dahlan L.

Orang mukmin meyakini bahwa usia adalah merupakan bagian dari rahasiah Allah. Sependek apapun bagi orang mukmin, usia adalah karunia besar yang seharusnya dijadikan peluang untuk mengabdi kepada Allah (ibadah) sesuai dengan tujuan penciptaanya “Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali semata-mata hanya untuk beribadah” (Ad Dzariat 56)
Semakin panjang usia seseorang berarti semakin besar peluang yang diberikan Allah untuk menabung kebaikan, dan itu, sekali lagi adalah rahasia Allah semata. Sebaliknya, semakin bertambah usia pada dasarnya adalah semakin tipis peluang untuk menabung kebaikan itu. Pantaslah kiranya dalam surat al-Ahqaf 15 Allah memberikan nasihat kepada segenap orang mukmin terutama yang telah memasuki usia 40 (empat puluh tahun) untuk senantiasa mengingat dan memohon tentang 5 (lima) hal. Allah berfirman :
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan sehingga apabila telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a : “Ya Tuhanku tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan susungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”. Q.S. Al-Ahqaf 46 : 15)
Nasihat pertama adalah memohon petunjuk kepada Allah agar pandai bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah. Begitu pentingnya bersyukur sampai Allah berjanji untuk melipat-gandakan kenikmatan yang telah diberikan kepada mereka yang mau bersyukur.
“Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur , pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (Q.S. Ibrahim 14 : 7).
Kedua, berdoa dan memohon petunjuk agar mampu melakukan amal shaleh yang diridloi oleh Allah. Amal shaleh, dalam pandangan orang mu’min tentu adalah amal/kegiatan yang bernilai ibadah.
“Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya”. (Q.S. al-Kahfi : 110)
Ketiga, berdoa dan memohon petunjuk Allah agar diberi kebaikan berupa kebaikan anak cucu (keturunan). Kebaikan yang dimohon tentu adalah kebaikan di dunia maupun kebaikan di akhirat kelak. Hal ini sesuai dengan tuntunan doa :
“…. Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa” (Q.S. al – Furqan 25 : 74)

Dua hal terakhir yang juga dinasihatkan oleh Allah kepada mu’min dewasa terutama yang telah memasuki usia 40 (empat puluh) tahun adalah bertaubat dan menjaga serta melestarikan kemusliman.
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai…” (at Tahrim 66 : 8)
Untuk memenuhi diterimanya taubat, para ulama telah memberikan persyaratan, seperti : adanya rasa penyesalan telah melakukan perbuatan yang buruk/maksiat, berjanji dalam hati untuk tidak mengulang perbuatan serupa, memperbanyak istighfar, dan mengiringi taubat itu dengan berbagai kegiatan yang baik di sisi Allah.
Terakhir, adalah menjaga dan melestarikan kemusliman. Arti dari akar kata Muslim adalah berserah diri, yaitu berserah diri kepada Allah. Identitas kemusliman ini bahkan selayaknya tetap dijaga dan dilestarikan sampai akhir hayat. Hal ini sesuai dengan firman Allah :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. (Q.S. Ali Imran 3 : 102)
Menjaga dan melestarikan identitas kemusliman yang paling utama tentu bukan sekedar ikrar dengan lisan, tetapi harus pula dibuktikan dengan perbuatan. Identitas kemusliman yang berarti berserah diri secara total kepada Allah adalah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menghindari segala larangan-Nya. Dengan tetap memegang teguh identitas kemusliman dalam wujud berserah diri secara total sepanjang masa. Insya Allah orang tersebut senantiasa siap dan tidak khawatir apalagi takut menghadapi kematian sebagai pintu gerbang untuk mendapatkan kenikmatan yang kekal dari Allah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar